Tujuan Pemeriksaan Darah Lengkap adalah :
-Uji saring kelainan darah, utamanya anemia
-Membantu pemantauan penyakit infeksi
-Uji saring resiko pendarahan
Pemeriksaan Darah Lengkap dapat dilaporkan dengan jenis parameter :
1. Eritrosit
2. Hemoglobin
3. Hematokrit
4. Indeks Eritrosit :
a. Mean Corpuscular Volume (MCV)
b. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
c. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
d. Corpuscular Hemoglobin Concentration Mean (CHCM)*
5. Trombosit
6. Platelet Distribution Width (PDW)
7. Mean Platelet Volume (MPV)
8. Red Cells Distribution Width (RDW)
9. Hemoglobin Distribution Width (HDW)
10. Leukosit
11. Hitung Jenis Leukosit :
a. Neutrofil
b. Limfosit
c. Monosit
d. Eosinofil
e. Basofil
Keterangan * : parameter ini hanya dapat dilaporkan oleh jenis alat hematologi tertentu.
1. Eritrosit
Eritrosit berfungsi mengangkut oksigen dan mengedarkan ke seluruh tubuh. Eritrosit dihitung dalam satuan per kubik milimeter darah. Jumlah eritrosit tinggi disertai hematokrit tinggi (pria > 54% dan wanita > 51%) disebut polisitemia. Eritrosit tinggi dapat ditemukan pada kondisi :
• Hemokonsentrasi (perburukan DHF, Resistensi Insulin)
• Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
• Gagal Jantung Kongestif
• Perokok
• Preeklampsia
• Penggunjaan obat-obatan (gentamycin, methyldopa)
Eritrosit yang tinggi (lebih dari 5.4 x 106/mL) disertai hasil pemeriksaan ferritin yang tinggi perlu diwaspadai adanya resiko diabetes gestasional. Jumlah Eritrosit rendah (4.2 x 106/ mL) dapat ditemukan pada :
• Umumnya anemia, kecuali beberapa jenis Thalassemia
• Leukimia
• Hipertiroid
• Penyakit Hati Kronik
• Hemolisis (reaksi terhadap transfusi, reaksi kimia, infeksi, terbakar, pacu jantung buatan)
• Penyakit sistemik (Kanker, Lupus, Sarcoidosis)
2. Hemoglobin
Hemoglobin merupakan komponen eritrosit yang bertugas mengikat oksigen. Nilai hemoglobin dan Hematokrit merefleksikan kapasitas angkut O2 oleh eritrosit. Konsentrasi hemoglobin tinggi ditemukan pada :
• Hemokonsentrasi
• PPOK
• Gagal jantung kongesif
• Perokok
• Preeklampsia
Konsentrasi hemoglobin rendah ditemukan pada :
• Anemia
• Hipertiroid
• Penyakit Hati Kronik
• Hemoragik
• Hemolisis (reaksi terhadap transfusi, reaksi kimia, infeksi, terbakar, pacu jantung buatan)
• Penyakit sistemik (Kanker, Lupus, Sarcoidosis)
3. Hematokrit
Hematokrit merupakan volume eritrosit per 100 mL dinyatakan dalam %. Peningkatan hematokrit biasanya terjadi pada :
• Hemokonsentrasi
• PPOK
• Gagal jantung kongesif
• Perokok
• Preeklampsia
Penurunan hematokrit biasanya terjadi pada :
• Anemia
• Leukimia
• Hipertiroid
• Penyakit Hati Kronis
• Hemolisis (reaksi terhadap transfusi, reaksi kimia, infeksi, terbakar, pacu jantung buatan)
• Penyakit sistemik (Kanker, Lupus, Sarcoidosis)
4. Indeks Eritrosit
a. Mean Corpuscular Volume (MCV)
MCV merupakan volume rata-rata eritrosit yang dinyatakan dalam fl, sehingga kita dapat membedakan anemia mikrositik (MCV dibawah normal) dengan anemia makrositik (MCV diatas normal). MCV dapat diketahui dengan pengukuran langsung maupun perhitungan . Jika MCV rendah, artinya sel mikrositik atau ukurannya lebih kecil dari sel normal. Sel mikrositik ditemukan pada :
• Anemia defisiensi besi
• Thalassemia
• Keracunan Timah
Jika MCV tinggi, artinya sel makrositik atau ukurannya lebih besar dari sel normal. Sel makrositik ditemukan pada :
• Anemia pernisiosa
• Defisiensi asam folat
• Peminum alkohol
• Terapi HIV menggunakan Zidovudine, Abacavir, Stavudin.
b. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
MCH merupakan jumlah rata-rata hemoglobin yang terdapat pada eritrosit.
c. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
MCHC merupakan rata-rata konsentrasi hemoglobin yang terdapat dalam sebuah eritrosit yang dinyatakan satuan g/dL atau %(g/vol).
d. Corpuscular Hemoglobin Concentration Mean (CHCM)
CHCM merupakan pengukuran langsung korpuskular hemoglobin. Nilai CHCM lebih akurat dari MCHC karena tidak dipengaruhi oleh kondisi sampel seperti lipemik maupun konsentrasi leukosit yang tinggi.
5. Trombosit
Trombosit dalam sirkulasi normalnya bertahan 1 minggu. Trombosit membantu pembekuan darah dan menjaga integritas vaskular. Beberapa kelainan morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit raksasa) dan platelet clumping (trombosit bergerombol).
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis, pada sebagian orang tidak muncul keluhan, namun pada sebagian orang yang lain menimbulkan myeloproliferative disorder.
Trombosit rendah (trombositopenia) dapat ditemukan pada sindrom HELLP, demam berdarah, koagulasi intravaskular diseminata (KID/DIC), supresi sumsum tulang, idiopatik trombositopenia purpura (ITP) dll.
6. Platelet Distribution Width (PDW)
PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. PDW tinggi ditemukan pada sikle cell disease dan trombositosis, sedagkan PDW rendah berarti trombosit mempunyai variasi ukuran yang kecil.
7. Mean Platelet Volume (MPV)
MPV merupakan volume rata-rata trombosit. MPV rendah terjadi pada trombositopenia, sedangkan MPV tinggi dapat digunakan sebagai indikator trombosit megakariosit.
8. Red Cells Distribution Width (RDW)
RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW tinggi mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, keadaan ini disebut anisositosis, ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. RDW rendah artinya eritrosit mempunyai variasi ukuran kecil.
9. Hemoglobin Distribution Width (HDW)
HDW merupakan koefisien variasi hemoglobin pada setiap eritrosit. HDW bermanfaat untuk memperkirakan anisokromasia.
10. Leukosit
Hitung sel darah putih menunjukkan jumlah sel darah putih per mikroliter darah. Peningkatan leukosit dapat ditemukan pada berbagai kondisi, seperti :
• Penyakit infeksi bakteri
• Perdarahan akut
• Disfungsi endotel
• Leukimia
• Terpapar bahan beracun
• Gagal ginjal (nefritis)
• Penyakit inflamasi kronis
• Reaksi stres, olahraga, panas, dingin, anestesi, merokok sigaret
• Pengobatan dengan quinine, adrenalin, steroid dll
Penurunan leukosit dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti :
• Penyakit infeksi virus
• Penyakit sumsum tulang
• Depresi sumsum tulang
• Pemakaian quinolon
11. Hitung Jenis Leukosit :
a. Neutrofil
Peningkatan neutrofil terjadi sebagai respon terhadap kerusakan endotel, infeksi bakteri tau
b. Limfosit
c. Monosit
d. Eosinofil
e. Basofil
25 Juni 2009
Langganan:
Postingan (Atom)